Mempererat Persaudaraan Melalui Pembangunan GKP
Akhir Maret tahun ini, pembangunan Gedung Karya Pastoral (GKP) Gereja Salib Suci, Paroki Cilincing sudah dimulai. Namun sebelum itu, dilakukan peletakan batu pertama, Minggu (25/3), tepatnya usai Misa Minggu Palma.
Hadir pada acara itu Uskup Keuskupan Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo, Perwakilan Kementerian Agama Jakarta Utara Kiai Daloh Abdaloh, Sekretaris Kecamatan Koja H. Sarpu, dan Sekretaris Kelurahan Tugu Asreli Sitompul.
Kegiatan diawali dengan doa secara Islam oleh Kiai Daloh Abdaloh. Disusul doa bersama, dipimpin Mgr Suharyo. Setelah itu dilakukan peletakan batu yang dimulai oleh Kiai Daloh disusul oleh Mgr Ignatius Suharyo, Romo Canisius Sigit Tridrianto,CM, Romo Alexius Dwi Widiatna, CM, dan Panitia Pembangunan GKP.
Mgr Suharyo menyatakan mendukung pembangunan GKP Gereja Salib Suci. Sebab menurutnya, pembangunan GKP memiliki dua tujuan. Yaitu, agar umat semakin dilayani dan mempererat persaudaraan antarumat. “Salah satu kaki usaha pembangunan adalah umat paroki sendiri. Tetapi paroki ini tidak dapat dilepaskan dari Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Maka kaki yang paling kuat dalam pembangunan ini adalah umat seluruh KAJ,” jelasnya.
Mgr Suharyo menilai persaudaraan di Paroki Cilincing sudah terjalin sangat baik. Hal itu bisa dilihat ketika sapa jawab antara umat dengan imam. Semua umat ikut menjawab. “Itu merupakan tanda yang sangat bagus bahwa umat Paroki Cilincing sudah bersatu mengembangkan dan merawat persaudaraan. Itu menjadi kekuatan dalam membangun kebersamaan sebagai warga gereja dan warga masyarakat.” Karena itu, ia mengajak umat Paroki Cilincing agar memanfaatkan kesempatan pembangunan GKP untuk mempererat persaudaraan antarumat. “Gereja hadir untuk melayani sehingga yang akan dihasilkan untuk pelayanan. Sumbangan yang diberikan juga untuk pelayanan, bukan untuk kepentingan siapa-siapa, tetapi untuk kemuliaan Tuhan dan kebaikan umat,” pesan Mgr Suharyo.
Kiai Daloh juga turut mendukung pembangunan GKP gereja kita. Katanya, sepanjang pembangunan tersebut melalui prosedur yang benar, maka dirinya maupun umat Muslim akan selalu mendukung dan menjaga toleransi. “Gereja Salib Suci sudah bersikap terbuka, tidak eksklusif. Sikap tersebut harus dikembangkan,” tuturnya. (Maretta)
BERITA TERBARU
Bank Sampah: Mengubah Sampah Menjadi Berkah
Usai Misa pukul 08.00 pagi, Minggu (15/4), Anastasia Wagiyantini, umat lingkungan St. Aloysius Gonzaga membawa sekarung sampah botol dan gelas plastik ke belakang gereja. Sampah yang dibawanya dari rumah itu diserahkan dan dijual kepada Bank Sampah. Setelah sampah ditimbang, petugas Bank Sampah mencatat nilai harga sampah.
OMK: Bangkit dan Berkarya Bersama Kristus dalam Bingkai Kebinekaan
Sabtu (21/4) pukul 18.00, sebanyak 50 Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Cilincing sudah berkumpul untuk mengikuti Ekaristi Kaum Muda yang kedua. Misa pada malam hari itu dipimpin oleh Romo Alex Dwi Widiatna, CM. Dalam kotbahnya, Romo Alex mempersilakan Frater Sonny membagikan pengalaman perjalanan hidupnya menjadi calon Imam.
Palapass: Siap dalam Segala Hal
Jumat hingga Minggu (16-18/3), berlangsung acara pelatihan internal organisasi Pencinta Alam Paroki Salib Suci (Palapass) di Camping Ground Cidahu di kaki Gunung Salak, Jawa Barat. Acara ini diikuti oleh 18 orang yang tergabung dalam anggota Palapass dan Komunitas ALAMI (Alam Sahabat Kami). Michael Anthony, seorang ahli survivalist, yang juga founder komunitas Survival Skills Indonesia, hadir sebagai instruktur dalam acara tersebut. Tujuan kegiatan ini adalah memperdalam ilmu-ilmu survival untuk diterapkan di dalam kegiatan di komunitas masing-masing.
Gereja Sebagai Persekutuan
Minggu (8/4), di Gereja Salib Suci, Paroki Cilincing, berlangsung acara sarasehan yang dihadiri kurang lebih 140 peserta yang terdiri dari para ketua lingkungan berserta wakil, koordinator wilayah beserta wakil, ketua seksi, ketua organisasi kategorial, ketua yayasan, suster dan bruder di Gereja Salib Suci, serta para tokoh umat lainnya.