PERAYAAN SYUKUR HARI PAROKI KE-38
Minggu, (20/9) menjadi perayaan puncak Ulang Tahun Gereja Salib Suci, Cilincing, Jakarta Utara yang ke-38 tahun. Sebetulnya ulang tahun Gereja Salib Suci jatuh pada Senin (14/9), namun perayaan puncaknya diselenggarakan pada Minggu, (20/9).
Pada perayaan puncak tersebut diselenggarakan Misa Syukur yang diselenggarakan secara konselebrasi yang dipimpin oleh Vikjen Keuskupan Agung Jakarta Romo Diosesan Samuel Pangestu Pr, Romo P. Eko Nurbandrio CM, dan Romo Alexius Dwi CM. Perayaan Misa Syukur dibalut dalam kultur Jawa, dan dimeriahkan oleh Paduan Suara OMK Salib Suci, diiringi oleh Kelompok Karawitan Paroki. “Umat Gereja Salib Suci sangat heterogen dan setiap acara besar gereja, umat memilih nuansa buadaya dari berbagai daerah. Acara besar sebelumnya sudah memakai nuansa budaya dari daerah lain, makanya kali ini kami memilih nuansa budaya Jawa,” ujar Ketua Panitia HUT Gereja Salib Suci ke-38, Bastian Tembaru.
Dalam khotbahnya, Romo Diosesan Samuel, Pr mengajak umat Paroki Cilincing untuk memanggul Salib dengan menghargai setiap orang tanpa melihat jasa orang tersebut. Dengan demikian umat Salib Suci dapat lebih banyak membina persaudaraan sejati, tidak hanya di dalam lingkungan Gereja, melainkan di luar lingkungan Gereja.
Senada dengan Romo Diosesan Samuel Pr, Bastian berharap di ulang tahunnya yang ke-38, umat Salib Suci dapat lebih mampu hidup guyub, bersekutu dalam hidup bermasyarakat. “Sesuai dengan tema HUT Gereja Salib Suci: Guyub Rukun Membangun Masyarakat. Semoga ulang tahun kali ini dapat menjadi momen permenungan bagi umat agar mampu hidup rukun dalam bermasyarakat.”
Setelah acara Misa Syukur, perayaan dilanjutkan dengan Pesta Rakyat yang dibuka dengan Tari Ja’I bersama dengan seluruh Romo dan umat. Kemudian dilanjutkan dengan Pesta Rakyat dan hiburan panggung. Para romo dan umatpun nampak menikmati beragam hiburan yang disajikan. Claudi/Mart